Temuan Mengejutkan, Virus Corona di China Ternyata Mutasi dari Amerika

Peneliti di universitas paling ketat Cambridge University di dunia baru saja mengeluarkan hasil penelitian Virus Corona. Dan cukup mengejutkan, dari hasil penelitian diketahui ternyata COVID-19 bukan berasal dari Kota Wuhan, China.

Menurut analisis genetik, virus corona yang menyerang Kota Wuhan diduga mutasi dari virus sebelumnya atau hasil evolusi dari virus pertama yang pernah ada.

Para peneliti di Universitas Cambridge yang melacak asal-usul pandemi dengan menganalisis 160 genom dari pasien manusia telah mengidentifikasi tiga jenis berbeda dari patogen yang mematikan.

Mereka memberikan julukan ketiga identitas atau tipe itu dengan kode A, B dan C, ketiga jenis ini telah mengikuti jalur yang berbeda di seluruh dunia.

“Mungkin karena mereka bermutasi menjadi lebih efektif dalam menginfeksi populasi tertentu,” kata Ahli Genetika Dr. Peter Forster seperti dikutip VIVA.co.id dari CGTN, Rabu 15 April 2020.

Forsters merupakan pemimpin penelitian itu, dalam wawancara dengan CGTN dia mengatakan tidak ada bukti bahwa virus corona berasal dari Wuhan.

Jenis virus yang paling awal diketahui, disebut oleh para ilmuwan sebagai Tipe A, umumnya terdeteksi di Amerika Serikat dan Australia. Tipe A adalah keturunan leluhur dan paling dekat hubungannya dengan virus corona yang ditemukan pada kelelawar dan trenggiling.

Tipe B yang paling umum di temukan Asia Timur. Tipe ini hasil mutasi Tipe A, dan dipisahkan oleh dua mutasi, sedangkan Tipe C pada gilirannya merupakan mutasi dari Tipe B.

Namun yang menarik, negara-negara Eropa saat ini sebagian besar dihantam oleh Tipe C, yang tidak ditemukan di daratan Cina sama sekali.

Faktanya, Tipe C paling umum di Hong Kong, Singapura, dan Korea Selatan, menunjukkan bahwa itu telah menyebar ke Eropa dari wilayah tersebut.

“Tipe A adalah tipe asli yang akan mempengaruhi manusia. Kemudian bermutasi dan berubah menjadi Tipe B. Tipe B ini kemudian merupakan genom pertama yang dijemput di Wuhan, ketika penyakitnya menjadi jelas,” kata Dr. Forster.

“Para peneliti mungkin dimaafkan karena berpikir pada saat itu bahwa B adalah tipe asli, tetapi sebenarnya bukanitu tipe A, yang di Wuhan hanya tipe minoritas, tetapi B telah menjadi tipe mayoritas selama wabah. Itu telah bermutasi lebih jauh ke C. Sekarang tipe C tidak ditemukan pada fase awal wabah di Cina. Ditemukan di luar, misalnya diwakili dengan baik di Singapura,” katanya.

Sumber ; viva

Pos terkait