Batu Hampar, Rohil ( Warpes ) – Kasihan dengan nasib nenek Masitah (82) tahun, hidup sendiri sebatang kara di gubuknya yang diperkirakan berukuran lebih kurang 8 x 8 meter², dikabarkan baru baru ini mendapat bantuan dari program rehap rumah atau Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) yang bersumber dari Provinsi Riau. Selasa (14/06/2022).
Namun apalah daya, bantuan yang diperuntukkan untuk memperbaiki gubuknya yang terlihat sudah tidak layak pakai dengan kondisi sangat memprihatinkan diduga menggunakan material jenis kayu seperti papan dan broti dari kayu sembarangan sehingga hal itu dikhawatirkan tidak memiliki ketahanan yang memadai.
Hal itu mencuat ke publik atas laporan masyarakat kepada media ini yang mana atas ketidaksenangan masyarakat tempatan yang merasa bantuan tersebut sangat tidak pantas untuk nenek Masitah seperti saat ini menggunakan material jenis kayu sembarangan.
“Jika itu dilaksanakan jelas akan berdampak besar bagi nenek Masitah, yang mana melihat kondisi papan maupun brotinya sangat tidak layak digunakan, sehingga bangunan rahap rumah ini kalo dipaksakan nanti juga tidak bakal bertahan lama, kasihan,” Ujar Sumber tidak mau disebutkan namanya.
Sumber juga berharap agar rumah yang diperuntukkan untuk nenek Masitah itu bisa dikerjakan dengan menggunakan bahan baku yang layak sehingga dengan begitu bantuan tersebut dapat bermanfaat bagi nenek Masitah yang selama ini sangat berharap mendapat rumah yang layak untuk ditempati.
Adapun Nenek Masitah yang menerima bantuan rehap rumah tersebut saat ini Ia tinggal di Jalan Abadi, RT/RW 002/001 kepenghuluan Bantaian, Kecamatan Batu Hampar Kabupaten Rokan Hilir.
Camat Batu Hampar Auzar saat dikonfirmasi wartawan mengakui hal tersebut belum ia ketahui secara persis, namun Auzar memastikan menangapi hal itu pihaknya dalam waktu dekat akan melakukan koordinasi bersama pihak Desa setempat.
“Terimakasih Pak atas informasinya, kita akan koordinasi bersama pihak desa setempat untuk mengetahui hal tersebut,” Kata Camat Batu Hampar ini melalui via WhatsApp.
Disisi lain Penghulu Bantayan Imam Buchori saat dikonfirmasi wartawan membenarkan nenek Masitah yang tinggal di Jalan Abadi tersebut merupakan warganya, namun terkait soal bantuan rehap rumah yang di terima oleh nenek Masitah menggunakan material kayu yang tidak layak pakai itu, Imam mengakui sama sekali belum mengetahui secara persis.
“Ada sih kemaren dengar soal itu, namun secara persis kita belum mengetahui, nanti kita cek langsung informasi tersebut, kalo bener hal itu kami sebagai pihak desa akan upayakan agar bantuan tersebut bisa dikerjakan dengan semestinya, sehingga program bedah rumah itu bisa bermanfaat bagi masyarakat kita yang saat ini membutuhkan,” Kata Imam Buchori.
Terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Perumahan, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Rohil Yuni Hardi saat dikonfirmasi soal bantuan rehap rumah tersebut mengatakan Program BSPS itu merupakan program dari Provinsi Riau dari Balai Prasarana Permukiman Wilayah Riau, tidak ada kaitan sama daerah, namun terkait soal bahan material yang diduga menggunakan dari kayu sembarangan, Kabid Perumahan itu bersedia memberikan bantuan dengan menghubungi Tim Fasilitator Lapangan dari Instansi Terkait.
“Terkait hal itu, Kita akan sampaikan kepada TFL untuk mengecek kembali soal bantuan tersebut, mudah mudah bisa diperbaiki dan dikerjakan dengan baik,”ujar Hardi.
Hingga berita ini diterbitkan pihak kontraktor ataupun pelaksana rehap rumah milik nenek Masitah dan TFL belum berhasil dikonfirmasi.(Alex/Ant)